Kamis, 26 Januari 2012

Jadi 'Tukang' Insinyur


Saya memiliki 2 anak perempuan dan 1 anak laki-laki. Sejak anak pertama dan kedua lahir, saya tak pernah mengenal mainan-mainan laki-laki, dan oleh karena itu juga mungkin saya tak pernah bisa memahami apa sisi menarik dari sebuah mobil-mobilan, bola, kereta, truk, dan sebagainya. Sejak anak-laki-laki kami mengenal alat-alat transportasi, barulah saya paham mengapa mesin-mesin berat, truk-truk besar, serta alat-alat ransportasi lainnya begitu menarik bagi mereka.



Bassam sejak umur setahun telah sangat tertarik dengan mesin-mesin besar itu, seperti halnya anak-anak laki-laki lainnya. Dia sangat terpesona bila di depannya melintas truk, mobil boks, tronton, trailer, atau alat-alat berat seperti buldoser, excavator, backhook, cement mollen, forklift, crane, dan teman-temannya.Bahkan setiap kali jatah membeli mainannya tiba, ia selalu memilih mobil derek, atau forklift,atau buldoser.

Kini saat memasuki usia 2 tahun, ia bisa menatap semua benda kesayangannya itu melalui buku. Tak mau ketinggalan dengan kedua kakaknya, ia pun memiliki sejumlah buku yang bertema alat-alat berat, transportasi, dan lain-lain. Ia mulai 'membaca' buku itu dengan khikmat sejak pertama kali dibeli sampai saat ini. Setiap kali matanya tertuju kepada salah satu objek, selalu ia berteriak seperti menemukan sesuatu yang selama ini hilang, padahal hampir setiap hari ia membuka dan menemukan objek yang sama di jalan atau di buku lain. Saya mengistilahkannya sedang belajar jadi insinyur.

Inilah modal awal belajar anak-anak, yaitu, rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu yang besar menuntun mereka untuk mencari jawaban atas pertanyaan sederhana (menurut kita) yang ada di kepala mereka. Tugas kita sebagai orang tua adalah memfasilitasi dan memenuhi rasa ingin tahu tersebut. Dalam cerita ini, rasa ingin tahu tentang alat-alat berat dan transportasi dipenuhi dengan membelikan buku, bisa juga dengan cara mendekati objeknya. Saat ada proyek pembuatan Bus Way, saya mengajak Bassam melihat dari dekat alat-alat berat kesayangannya.

Saat rasa ingin tahu anak-anak terfasilitasi, mereka pun semakin bersemangat menumbuhkan rasa ingin tahu selanjutnya, dan orang tua hendaknya tak bosannya terus memfasilitasi. Tampaknya sangat sederhana, hanya penasaran dengan alat-alat besar. Tetapi bila difasilitasi, ia pun bisa belajar hal lain. Saat saya mendampinginya 'membaca' buku tentang alat-alat besarnya, ia belajar kosa kata, belajar warna, berhitung, dan menanamkan akidah, hal terpenting yang harus ditanamkan kepada anak sejak ia kecil. Anak saya yang ke dua mencintai binatang. Saya memulai Home Education untuknya dengan membelikan banyak buku tentang binatang. Dari situ dia belajar berhitung, menulis, menganal huruf, dan lainnya.


Maka, saat Anda bingung memulai Home Education Anda, cobalah untuk memulainya dari kegemaran anak Anda, berikan terus motivasi melalui kisah para ulama salaf dalam mencari ilmu, pentingnya ilmu dalam hidup menuju hari akhir, dan sebagainya. Anda Insya Allah tahu apa yang menarik minatnya, tak susah kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar