Senin, 06 Februari 2012

Antara Dokter Spesialis dengan Penjahat Spesialis

Pernah mendengar istilah "Perampok spesialis nasabah bank", atau "Perampok spesialis kendaraan bermotor", atau "Kejahatan hipnotis", dan sejenisnya? Bagaimana dengan istilah "Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan", "Dokter Spesialis Anak" atau "Dokter Spesialis Ginjal", "Dokter Spesialis Pencernaan", dan seterusnya? Istilah-istilah ini sama-sama menunjukkan sebuah pekerjaan dalam lingkup yang sempit, tetapi sebagai konsekuensinya, mereka memiliki keahlian yang mendalam di bidangnya.



Walaupun pekerjaan dosa, ternyata merampok akan lebih efektif bila terspesialisasi. Profesi dokter pun demikian. Beberapa bahkan menjadi dokter sub spesialis, yaitu bidang spesialisasi di dalam spesialisasi. Saya pernah berobat ke Rumah Sakit besar di Jakarta. Saat saya mendaftar untuk berobat ke Departemen Ilmu Penyakit Dalam, saya ditanya lagi, "Bagian Dalam apa?" Ternyata di sana terdapat sub-klinik lagi yaitu Penyakit Ginjal, Penyakit Pencernaan, Penyakit Hati, Khusus Darah Tinggi, Penyakit Diabetes, dan seterusnya. O, inilah yang dulu pernah saya dengar, era spesialisasi.

Saat seorang dokter ingin menjadi spesialis pencernaan, tentunya dia berkutat dengan organ-organ pencernaan dan hal-hal lain yang bersinggungan dengannya. Mungkin dia setiap hari tak jauh dari masalah lambung, usus, aesofagus, kerongkongan, dan lainnya. Mungkin juga ia tak akan berlama-lama berkutat dengan masalah yang berhubungan dengan kulit, mata, telinga, rambut, tulang dan sebagainya. Kalaupun ia pelajari, hanya hal-hal yang berhubungan dengan spesialisasinya.

Suatu kali saya mendatangi dokter spesialis pencernaan, dia akan mengambil tindakan tertentu kepada saya, tetapi ia harus yakin pada saat itu jantung saya baik-baik saja. Maka, ia pun meminta sejawatnya, dokter spesialis jantung, untuk memeriksa kesehatan jantung saya. Saya berpikir ini seperti sebuah roda berjalan di pabrik, hanya menjalankan wewenang yang menjadi haknya saja, selebihnya, diserahkan kepada pihak lain yang lebih berwenang.

Mungkin itulah gambaran yang terjadi kepada anak-anak pesekolah rumah di saat ia mempelajari bidang yang disukainya. Anak saya sejak lama berminat untuk mendesain ruangan, ia berkeinginan menjadi desainer interior. Oleh karena itu hal yang disenanginya adalah menggambar, membuat sesuatu seperti lampion, pajangan, dan sebagainya. Minatnya pun besar terhadap geografi, bahasa Inggris dan dia senang sekali membuka majalah desain. Karena masih 7 tahun, saya tetap menekankan bahwa saat ini ia tetap harus mendalami ilmu-ilmu dasar untuk menunjang minatnya seperti matematika, Bahasa, dan lainnya. Sebagai seorang hamba ia juga harus mendalami ilmu agamanya dan tak boleh berhenti.

Saya memang tidak menjadwalkan semua pelajaran sekolah untuk dipelajari di rumah. Materi pelajaran kami terbagi menjadi wajib, pilihan, dan selingan. Yang wajib meliputi Ibadah, Quran, Akidah, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia. Pilihan adalah materi yang disukai yaitu, geografi, sejarah, IPA, menggambar, dan keterampilan. Sedangkan materi selingan adalah yang dilakukan lebih informal, diantaranya bercerita tentang nabi, rosul, sahabat, dan ulama, berkebun, mengerjakan pekerjaan rumah, dan sejenisnya. Berbeda saat akan ujian, maka materi wajib ditambahkan dengan PKn, serta materi-materi wajib sekolah.

Belajar satu bidang yang disukai, mendalam, penuh antusias, penuh rasa penasaran, adalah sebuah petualangan belajar yang asyik untuk anak-anak. Seorang anak yang gemar olahraga hafal sekali pemain-pemain sepakbola, suka sekali bergaya ala mereka. Anak-anak bisa menunjukkan minat mereka sejak kecil tetapi tak ada salahnya juga memperluas pengetahuan anak agar mereka bisa mengeksplorasi minat dan bakat yang ada dalam diri mereka.

Apapun yang menjadi minat anak, mereka tak boleh lepas dari mempelajari ilmu agama. Mempelajari fikih,ibadah, Quran, dan akidah. Juga penting mendalami sejarah kehidupan para Rosul, Nabi, dan sahabat. Jadi, pondasi mereka kuat, tinggal berkembang sesuai minat masing-masing, hingga saat dewasa nanti muncullah orang-orang yang terspesialisasi di bidang masing-masing, mereka bekerja sama, saling membantu, dan bersama-sama berguna bagi orang lain, selamat ber HS!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar