Senin, 11 September 2017

Mengukir Kenangan

Sebenarnya sudah sejak lama saya membaca, akan ada masanya anak-anak menjauh, dan lebih sibuk dengan aktivitas mereka. Banyak juga yang sudah berpesan, masa kanak-kanak hanya sebentar, maka nikmatilah. Kini akhirnya saya benar-benar memasuki masa itu. Saat semua anak mulai sibuk dengan 'sekolah' mereka. Terkadang rindu masa-masa dulu saat homeschooling, saat beradu argumen dengan si sulung, celoteh si bungsu, terampilnya anak ke dua, dan romantika lain.
Perjalanan kami sebagai orang tua dan anak memang penuh cerita. Saat mulai mengeja huruf, mengenal angka, lalu anak-anak mulai penasaran ingin bisa membaca. Kadang mereka yang menyebalkan, tetapi kadang juga saya. Ada yang lebih senang membaca dahulu, ada yang tidak mau diajarkan membaca, tetapi lebih suka menulis, ada yang lebih suka bercerita sampai urat-urat lehernya menonjol semua.




Lalu kami mulai berpindah-pindah. Dari satu rumah kontrakan, ke kontrakan lain. Mulai dari yang kebanjiran, kebocoran, sampai yang menyeramkan, kata orang. Allah juga memberi kesempatan kepada kami untuk mencicipi indahnya Sulawesi Utara, dengan segala hal yang nampak asing bagi kami. Perjalanan belajar kami semakin meriah, saat adik paling kecil mulai minta jatah.
Anak-anak berkata, kasihan anak-anak yang bersekolah, harus bangun pagi dipaksa. Sementara orang-orang menatap kami berbeda-beda. Ada yang kasihan karena dunia kami sempit, kata mereka. Inilah yang disebut sudut pandang. Saat kau melihat laut dari jauh kau akan melihatnya biru, saat laut itu di depanmu ia berwarna hijau.

Kami pernah menjadi orang yang hidup di tengah budaya mayoritas. Nikmatnya hidup dalam kedamaian saat itu. Hal ini menjadi pelajaran, agar saat kami menjadi golongan yang banyak, kami bisa memperhatikan juga kedamaian golongan yang sedikit. Kami juga pernah menjadi golongan sedikit yang teraniaya, sehingga kami mendapat pelajaran agar bisa menjadi lebih bijak saat di kehidupan nyata.

Untuk para orang tua yang sedang menjalankan homeschooling, hormat saya untuk Anda semua. Homeschooling bagi kami adalah pilihan terbaik yang pernah kami pilih. Kini anak-anak twlah memasuki kehidupan belajarnya yang baru, dengan pengalaman baru. Sesekali rasa rindu hs muncul, saat kodisi paling ideal menurut keluarga kami bisa kami wujudkan. Tetapi hidup berputar, anak-anak sudah menikmati kondisi sekarang. Biarkan kami mundur menjadi penyokong mereka, penyedia logistik, pengantar-jemput, koki, dan tentu sahabat.

Menurut Bu Ely Risman, pengasuhan adalah membentuk kebiasaan dan mengukir kenangan. Kami berharap, kenangan baik dan kebiasaan baik yang telah terpatri di dalam jiwa kalian. Proses HS kami yang begitu dinamis, kondisi emosi kami yang naik-turun, dan segala hal yang sudah kami lalui. Semoga semuanya hanya akan dikenang sebagai kenangan manis, semoga Allah mengampuni kelalain kami.

Semoga kalian masih ingat saat-saat kita 24 jam bersama, dan menyimpannya di otak kalian sebagai kenangan manis. Sebagaimana yang telah berbekas di hati dan pikiran kami. Ternyata honeschooling itu bikin nagih, bikin kangen. Semoga Allah menjaga kalian, menjadikan kalian orang-orang solih pembela agama-Nya.
@Ummujita

dari status FB, 23 Agustus 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar