Rabu, 12 Oktober 2016

Mengantarmu Dewasa


Pekan ketiga Januari engkau lahir diantara suara-suara hewan kurban yang mengembik. Pengalaman pertama kali dalam hidupku, melihat seorang manusia lahir dari rahimku, yang Allah titipkan kepada kami.

Diantara rerintikan hujan, kami membawamu pulang. Awal tahun 2005 yang berkesan. Rasa takjubku masih berselimut selama di dalam taksi yang mengantarkan kita pulang. Di rumah, telah menanti kita kasur sederhana yang mengawali sebuah perjalanan.



Sebagai orang tua baru, semangat kami menggebu-gebu. Berbagai rencana kami susun satu per satu. Mulai masalah menyusui, pakaian, makan, dan pendidikan sudah tentu.
Kami mengira, mengasuhmu adalah memberikan semua hal terbaik yang kami punya. Bahkan bila perlu kami jungkir balik mengusahakannya. Dulu kami kira, saat kau sulit diatur, karena 'pelajaran' kami ada yang terlewat darinya.

Ternyata mengasuhmu adalah mendidik diri kami sendiri. Betapa banyak yang telah engkau berikan pada kami, bukan kami yang memberi.
Engkau memberi nasihat lewat tingkahmu. Kau berikan keteladanan dari fitrahmu. Kau contohkan ketulusan dari dirimu. Kami malu, jika hanya bisa memberimu kebahagiaan palsu.
Ternyata kebahagiaan sebenarnya bukan mainan, bukan buku, bukan uang. Engkau nampak sangat bahagia saat kami bercanda denganmu. Saat aku membuatkanmu sesuatu. Saat kita membolak-balik buku, walau satu huruf pun engkau belum tahu.

Hari-hari kita lalui dalam emosiku dan emosimu yang naik-turun. Semakin bertambah usiamu, perjalanan kita sebagai ibu dan anak terus berwarna. Tanpa terasa akhirnya engkau dewasa. Aku memohon kepada-Nya agar cukup bekalmu menyambutnya.

Seringkali aku menginginkanmu berubah. Membayangkanmu seperti anak temanku yang berperangai indah. Menginginkanmu memiliki sifat begini dan begitu tak pernah salah. Kusadari kini engkau memang berubah, tak lagi memintaku membaca buku. Tak ada lagi rengekan saat kutinggal jauh. Engkau adalah dirimu, dengan sifatmu. Perubahanmu adalah dirimu, keinginanmu. Aku hanyalah pengantarmu, sampai usia dewasamu. Selamat memasuki kehidupan barumu, duhai bayiku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar