Sabtu, 25 Juli 2015

Belajar Membaca, Belajar Mengenal

Kemampuan membaca merupakan modal awal bagi seorang anak menuju gerbang ilmu lainnya. Masalahnya, sebagai orang tua, seharusnya kita bisa menentukan waktu yang tepat untuk anak-anak mulai belajar membaca. Saat ini telah ada peraturan tidak diperbolehkannya mengajarkan membaca di bangku TK, tak heran, tempat-tempat les membaca, menulis dan berhitung telah masuk anggaran pengeluaran rutin keluarga muda saat ini.



Hal terpenting sebelum memulai belajar membaca adalah, anak merasa ia harus segera bisa membaca. Seorang anak yang berada pada sebuah kesimpulan ini, akan memiliki motivasi yang besar dalam belajar membaca. Sehingga ia bersungguh-sungguh mencapai keinginannya tersebut. Dan kelak ia akan mencintai buku dan membaca, insyaa Alloh.

Saat mengajarkan membaca kepada anak pertama, ia sudah terbiasa saya bacakan buku sebelum tidur. 4-5 lima buku harus ia dengarkan. Sering pula ia ingin dibacakan buku yang sama setiap kali sesi membaca buku. Sampai akhirnya ia hafal alur cerita, bahkan kata tiap kata dalam buku tersebut. Lama-kelamaan, ia mencoba merangkai sendiri cerita dari buku yang masih dominan gambar tersebut. Saat inilah orang tua harus jeli menangkap umpan yang diberikan anak. Ambil kesempatan, saya bertanya kepadanya apakah ia ingin bisa membaca. Dengan senang hati iya menjawab: "Ya".

Hal yang jauh berbeda saya alami kepada anak ke dua. Anak ke dua saya ini tidak bisa bertahan lama jika saya bacakan cerita. Ia lebih senang memanjat, berlari, dan kegiatan motorik lainnya. Tetapi ia sering melikhat si kakak belajar, membaca, menulis. Di usia 6 tahun, ia belum bisa membaca, berbeda dengan kakaknya yang bisa membaca di usia 5 tahun.

Ternyata, anak ke dua ini lebih senang berhitung. Sambil bermain, sambil bergerak, memasak, bersih-bersih, cara dia belajar. Senang sekali diberikan tantangan berhitung (asalkan tidak menulis). Di usia 6 tahun, saya sedikit 'memaksa' dia untuk mulai belajar membaca. Saya memberikan contoh keuntungan-keuntungan dari belajar membaca. Sesi belajar membaca untuknya hanya bisa dilakukan 5-10 menit per hari, karena ia tidak bisa bertahan lama dalam duduknya. Di usia 6,5th ia pun bisa membaca. Tak lama setelah itu, ia mulai menulis sendiri.

Anak ke tiga berbeda pula minatnya. Ia baru bisa bicara di usia 3tahun. Kosakatanya bertambah cukup banyak 6 bulan selanjutnya. Di usia 5 tahun sekarang, ia masih belum fasih berbicara. Minatnya menggambar, dan gambarnya cukup detil. Ia bisa menggambar obyek yang sama berulang kali, dengan terus ia tambahkan detilnya. Alat tempur merupakan obyek kesayangannya. Buku tentang tank, pesawat tempur, heli, dan sebagainya adalah koleksi kesayangannya. Suatu kali saya mendapatkan buku ensiklopedia Perang Dunia II, dan dia sangat suka. Ia minta dibacakan buku tersebut hampir setiap saat.

Akhirnya, ia meminta saya untuk mengajarkannya membaca. Saat ini ia berada pada tahap pertama membaca, yaitu mengenal huruf. Berkaca kepada pengalaman yang lalu, akan lebih mudah bila si anak telah hafal huruf demi huruf sebelum mulai mengenal suku kata. Ternyata, dari belajar membaca, saya jadi lebih mengenal karakter anak-anak, satu lagi pelajaran penting dalam perjalanan home schooling kami.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar